Muhassabah Di hari kelahiran

Hari kelahiran menyambangi kembali.. Patutkah dirayakan..? Apa yang dirayakan?
O… ternyata umur kita yang kesekian kali masih kita rasakan nafas kehidupan

Alhamdulillah atas karunia Allah…. Itulah kalimat yang kita lafazhkan sebagai rasa syukur kita kepada Allah… hanya dengan kata-kata saja

Syukur…. tidaklah cukup dengan kata-kata
Syukur…. seharusnya tidak dimanifestasikan dengan pesta dam makan-makan

Lalu….apa? Apa yang telah kita lakukan sebagai ungkapan rasa syukur?

Amal… (jawab kita)
Amal yang bagaimana? Zakat yang dilakukan untuk membuang sial?

Berapa besar amalmu? Berapa besar yang telah engkau keluarkan dibandingkan dengan yang telah engkau belanjakan untuk dirimu sendiri? Berapa besar yang engkau telah keluarkan dibandingkan dengan karunia yang telah engkau dapatkan dari Allah selama ini?

Sholat… (kembali kita menjawab lagi)

Sholat adalah kewajiban yang seharusnya sudah engkau dirikan semenjak engkau baligh dan tidak sekalipun terputus hingga kini dengan khusyu’.

Namun sholat kita….
Sholat yang sekedar senam yang diritualkan. Bacaan-bacaan yang sekedar mengalir dibibir tanpa kita maknai dan terburu-buru agar segera selesai.

Sholat yang kita ketahui… adalah komunikasi kita dengan Allah namun tetap saja kita lakukan tanpa menghadirkan hati yang khusyu’ dan ingat kepadaNya.

Sadarkah kita, bahwa sesungguhnya Allah melihat sholat kita. Alah melihat setiap detik segala perilaku & perbuatan kita.

dan sholat yang seperti itu, apakah cukup mewakili dari ungkapan rasa syukur?

Yaa…Ghafir… Robbifirli wa firli wafirli…

Ampuni hamba Yaa Allah… Karena sampai umur yang kesekian ini hamba masih belum sanggup menjalankan seluruh perintahmu dengan kaffah. Dan hamba juga belum menjauhkan semua laranganMu.

Diumur hamba yang kesekian ini…

Yaa Allah… hamba mohonkan kepadaMu, berilah hamba rasa takut dari berbuat maksiat kepadaMu dan berilah hamba kepatuhan yang dapat menyampaikan hamba kepada surgaMu.

Berilah hamba keyakinan yang dapat memudahkan hamba menghadapi berbagai musibah dunia. Dan janganlah Engkau jadikan musibah hamba dalam hal agama hamba. Dan janganlah Engkau jadikan dunia suatu yang paling hamba gandrungi. Hamba memohonkan iman yang kekal kepadaMu. Hamba mohonkan hati yang khusyu’… hingga hamba menjumpaiMu.